Senin, 01 Juni 2009

CERPEN

Di Indonesia cerpen mulai ditulis sekitar 1930. Kumpulan cerpen pertama adalah Teman Duduk karya M. Kasim (1936). Cerpen kemudian dikembangkan oleh pengarang Pujangga Baru, seperti Armin Pane dan Hamka. Selanjutnya cerpen berkembang dengan pesat. Bahkan kini merupakan bentuk prosa yang dominan karena mudah disampaikan melalui surat kabar, majalah, dan radio. Suman H.S. dikenal sebagai “Bapak Cerpen dan Novelis Indonesia”. Novel pertamanya adalah Kasih Tak Terlerai (1929). 
Mengidentifikasi cerpen dapat dilakukan berdasarkan dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Setiap cerita mempunyai pola alur sebagai berikut perkenalan keadaan, pertikaian atau konflik terjadi, konflik berkembang menjadi semakin rumit, klimaks, peleraian/solusi/penyelesaian. Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batin, termasuk keyakinan, pandangan hidup, adatistiadatnya,
dan sebagainya. 
Ada tiga cara untuk melukiskan watak tokoh cerita, yaitu dengan cara langsung, tidak langsung, dan kontekstual.
Ada tiga jenis latar, yaitu latar waktu, latar tempat, dan latar suasana. Latar waktu adalah waktu tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar tempat adalah lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama.
Penulis cerpen dalam menuangkan idenya berdasarkan nilai tertentu yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Nilai moral dan keagamaan tampak kental pada karya-karya sastra Indonesia. Nilai moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarangnya. Nilai moral dan nilai keagamaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pandangan hidup yang berhubungan dengan moral itu bersumber dari nilai keagamaan. Moral lebih berkaitan dengan manusia, sedangkan agama lebih dalam hubungannya dengan Tuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar